Sejarah Lahirnya Gerakan Palang Merah

By | 23 Mei 2018

Gerakan Palang Merah dimulai 155 tahun yang lalu oleh seorang pengusaha asal Swiss bernama Jean Henry Dunant. Beliau adalah seseorang yang mempunyai jiwa kemanusiaan tinggi dan tidak segan untuk menolong sesamanya yang membutuhkan.

Pada Juni 1859, Dunant dan rombongan bisnisnya mengadakan perjalanan menuju Solferino untuk menemui kaisar Prancis saat itu, kaisar Napoleon III untuk membahas urusan bisnis di Aljazair.

Dunant tiba di Solferino pada 24 Juni 1859, hari dimana pertempuran hebat antara pasukan Perancis dan Sardinia melawan pasukan Austria terjadi. Tidak kurang dari 320.000 tentara terlibat dalam pertempuran hebat itu.

Jean Henry Dunant

Dunant tiba menjelang pertempuran akan berakhir. Saat-saat itu adalah saat-saat yang sangat mengerikan dan penderitaan begitu terasa di seluruh medan pertempuran.

Pertempuran 16 jam itu akhirnya dimenangkan oleh Perancis dengan korban kedua belah pihak mencapai 40.000 orang tewas atau luka-luka. Saat itu, tenaga medis tidak cukup banyak untuk menangani para korban. Perbandingannya, 1 orang dokter untuk 1000 tentara.

Para jenderal tidak memikirkan nasib anak buahnya yang terluka atau bahkan yang tewas. Tentara yang terluka tidak mendapatkan pertolongan semestinya, dan biasanya tewas tak lama setelah itu menjadi sasaran meriam. Hal ini sebenarnya biasa saja untuk pertempuran di zaman itu.

Daftar Isi

Inisiatif Dunant

Keadaan selepas perang membuat Dunant lupa dengan tujuan awalnya untuk menemui kaisar. Dunant kemudian mengajak para pengawalnya dan warga sekitar untuk menjadi relawan dan menolong para korban.

Kemudian, sebuah rumah sakit darurat didirikan di gereja Castiglione delle Stiviere. Para relawan bekerja menolong korban tanpa mengenal lelah. Mereka mencatat dan menyampaikan pesan terakhir dari para korban dan kemudian menyampaikannya. Mereka juga menguburkan korban yang akhirnya meninggal dunia.

Kata-kata Siamo Tutti Fratelli (Kita Semua Bersaudara) yang saat itu banyak diucapkan para relawan membuat mereka dengan penuh semangat menolong para korban tanpa memandang mereka dari pihak mana. Kalimat itu kemudian menjadi semboyan gerakan Palang Merah dikemudian hari.

Buku un Souvenir de Solferino

Setelah beberapa lama berada di Solferino, Dunant pulang ke Jenewa membawa kenangan yang tak pernah ia lupakan sepanjang hidupnya.
Kenangan pahit di Solferino tak pernah hilang dari ingatan Dunant. Hingga akhirnya kenangan itu ia tulis dalam sebuah buku berjudul Un Souvenir de Solferino. Dunant menulis betapa menakutkannya pertempuran itu, dari mulai jumlah korban hingga kekacauan yang ditimbulkan setelah itu. Dunant juga menulis 2 gagasan yang sangat penting, yaitu:

  • Agar pada masa damai didirikan perhimpuan-perhimpunan bantuan kemanusiaan yang memiliki juru rawat yang siap untuk merawat korban luka pada waktu terjadi perang.
  • Agar para relawan yang bertugas membantu dinas medis angkatan bersenjata diberi pengakuan dan perlindungan melalui sebuah perjanjian internasional.

Tahun 1862, buku tersebut diterbitkan dengan biaya Dunant sendiri. Sebanyak 1600 eksemplar buku dicetak dan dikirimkan ke berbagai penjuru Eropa. Mulai dari politisi, petinggi militer hingga keluarga-keluarga berpengaruh di Eropa. Buku tersebut mendapat sambutan positif. Banyak orang yang mengapresiasi dan setuju dengan gagasan Dunant.

Berdirinya Komite Internasional Palang Merah (ICRC)

Gustave Moynier, Presiden Perhimpunan Jenewa dan Kesejahteraan Umum, menjadikan buku ini sebagai topik yang dibicarakan dalam forum pertemuan organisasinya pada 9 Februari 1863. Kemudian, dibentuklah sebuah komite yang beranggotakan lima orang. Anggotanya terdiri dari Henry Dunant, Gustave Moynier, Panglima Angkatan Bersenjata Swiss Jenderal Henry Dufour, dan dua orang dokter bernama Louis Appia dan Thoedore Maunoir.

Sejak saat itu, komite ini terus bergerak mewujudkan gagasan Dunant. Usaha yang mereka lakukan mendapatkan dukungan dari pemerintah Swiss.

Komite 5 kemudian mengundang 18 negara dan empat lembaga filantropis untuk menghadiri Konferensi Internasional di Jenewa pada tanggal 26-29 Oktober 1863. Tujuan konferensi itu adalah untuk mengembangkan langkah-langkah yang memungkinkan untuk meningkatkan pelayanan medis di medan perang.
Konferensi ini dihadiri oleh 36 orang: 18 delegasi resmi dari pemerintah nasional, 6 delegasi dari organisasi non-pemerintah lainnya, 7 delegasi asing non-resmi, dan 5 anggota Komite Internasional.

3 Lambang Gerakan Palang Merah

Salah satu hasil keputusan konferensi adalah mengubah nama Komite 5 menjadi Komite Internasional Palang Merah (ICRC) dan menetapkan lambangnya yaitu berupa palang merah dengan dasar putih.
Sejak hari itu, ICRC terus bergerak berjuang membawa semangat kemanusiaan ke berbagai penjuru dunia.

Berikut ini video Sejarah Palang Merah dalam bahasa Indonesia.

[youtube https://www.youtube.com/watch?v=MRcg7_lON-M]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *